Addie Muljadi Sutmaatmadja atau lebih dikenal dengan Addie MS lahir di Jakarta pada 7 Oktober 1959. Addie adalah salah satu pendiri Twilite Orchestra dan sampai sekarang mash memegang tampuk konduktor orkestra.Dia menikah dengan penyanyi Memes pada tanggal 13 September 1987. Sedianya pernikahan mereka akan diadakan pada 25 Oktober, tapi agar bisa mengikuti tur BASF Awards ke Brazil, pernikahan mereka dipercepat. Pernikahan mereka dikaruniai dua orang anak, Kevin Aprilio dan Tristan Juliano.
Bakat musik Addie turun dari sang kakek, Muhammad Susilo sorang violis yang lebih dikenal sebagai planalog yang merancang kota satelit Kebayoran Baru. Sedangkan ayahnya adalah Bandi Sumaatmadja, mantan tentara yang menjadi pengusaha. Keinginan Addie untuk terjun ke dunia musik sangat ditentang ayahnya. Namun penolakkan dari ayahnya menjadi pemacu Addie untuk menjadikan musik sebagai hidupnya.
Setelah belajar piano klasik dengan Mrs. Rotti, proses belajara lebih banyak dilalui secara otodidak, termasuk bidang orkestrasi, conduting, dan recording engineering. Sebagai upaya untuk terus memperdalam bidang-bidang tersebut, Addie mengikuti bebeapa pendidikan singkat. Antara lain Recording Engineering Workshop di Ohio pada tahun 1984 dan Conducting Workshop yang diselenggarakan oleh American Symphony Orchestra League di Los Angeles pada tahun 1995. Dalam Conducting Workshop itu ia mendapat bimbingan dari Jorge Mester, Konduktur Pasadena Symphony Orchestra saat itu, dan Raymond Harvey, Konduktur Fresno Philharminic Orchestra.
Karier Addie di industri musik tanah air dimulai pada tahun 1979 sebagai arranger maupun produser untuk album=album rekaman penyanyi-penyanyi pop. Penyanyi yang mendapat besutan tangan dinginnya antara lain, Vina Panduwinata, Harvey Malaiholo, Utha Likumahua, Chrisye, hingga penyanyi internasional seperti Suzanne Ciani dari Amerika Serikat.
Addie telah meraih 3 Golden Trophy BASF Awards sebagai penata musik terbaik, 2 Golden Record untuk album Vina Panduwinata dan 2 Silver Record untuk Album Chrisye. Addie juga pernah membuat 3 orkestrasi dalam album Dream Sweet karya Suzanne Ciani, yang dinominasikan dalam Grammy Awards ke-38 sebagai The Best New Age Album.
Pengalamannya dalam dunia musik antara lain sebagai penata musik dan konduktor pada " Festival International De La Cancion" , Chile, pada tahun 1993 serta music director untuk BASF Awards selama 7 tahun berturut-turut. Pada tahun 2005 Addie dipercaya untuk memimpin Manila Philharmonic dalam acara Miss Asean. Stelah 15 tahun meninggalkan jalur musik industri dan berkonsentrasi di jalur simfoni, Addie kembali lagi sebagai konduktor musik pengiring konser tunggal Vina Panduwinata, Viva Vina pada tahun 2006.
Pada tahun 1991, bersama Oddie Agam dan pengusaha Indra Usmansjah Bakrie, mendirikan Twilite Orchestra, sebuah pops orchestra, yakni orkestra simfoni yang tidak hanya memainkan musik klasik saja, namun juga musik film, drama musikal, musik pop dan tradisional yang diaransemen secara simfonik. Dalam lingkup internasional, Twilite Orchestra telah terdaftar sebagai anggota American Symphony Orchestra League sejak tahun 1995.
Pada tahun 1998, Addie bersama Youk Tanzil membuat album rekam Simfoni Negeriku, dimana untuk pertama kalinya lagu-lagu nasional Indonesia diaransemen secara simfonik dan direkam dalam CD dan kaset. Masih dimainkan oleh Twilite Orchestra, tahun 2001, Addie membuat "La Forza Del Destino", sebuah album rekaman simfonik pertama di Indonesia yang menampilkan karya-karya musik klasik barat.
Addie juga menjadi penata musik sejumlah film dan pertunjukkan antara lain Biola Tak Berdawai, Dealova, Cinta Pertama dan musik untuk drama opera Anoman. Pada tahun 200, Addie juga diberi kepercayaan oleh Panglima TNI untuk menciptakan lagu Mars dan Hymne TNI.
Sejak tahun 1998, Addie bersama Twilite Orchestra melaksanakan misi edukasi melalui konser di berbagai sekolah maupun universitas. Bersama 'Sampoerna Untuk Indonesia', TO membuat konser tahun untuk mahasiswa di Istora Senayan dengan nama 'Musicademia' yang telah dimulai sejak tahun 2000. Masih dengan misi yang sama, Addie mendirikan Twilite Youth Orchestrapada tahun 2004, yakni sebuah orkes remaja yang tampil di sekolah-sekolah maupun konser umum.
Bakat musik Addie turun dari sang kakek, Muhammad Susilo sorang violis yang lebih dikenal sebagai planalog yang merancang kota satelit Kebayoran Baru. Sedangkan ayahnya adalah Bandi Sumaatmadja, mantan tentara yang menjadi pengusaha. Keinginan Addie untuk terjun ke dunia musik sangat ditentang ayahnya. Namun penolakkan dari ayahnya menjadi pemacu Addie untuk menjadikan musik sebagai hidupnya.
Setelah belajar piano klasik dengan Mrs. Rotti, proses belajara lebih banyak dilalui secara otodidak, termasuk bidang orkestrasi, conduting, dan recording engineering. Sebagai upaya untuk terus memperdalam bidang-bidang tersebut, Addie mengikuti bebeapa pendidikan singkat. Antara lain Recording Engineering Workshop di Ohio pada tahun 1984 dan Conducting Workshop yang diselenggarakan oleh American Symphony Orchestra League di Los Angeles pada tahun 1995. Dalam Conducting Workshop itu ia mendapat bimbingan dari Jorge Mester, Konduktur Pasadena Symphony Orchestra saat itu, dan Raymond Harvey, Konduktur Fresno Philharminic Orchestra.
Karier Addie di industri musik tanah air dimulai pada tahun 1979 sebagai arranger maupun produser untuk album=album rekaman penyanyi-penyanyi pop. Penyanyi yang mendapat besutan tangan dinginnya antara lain, Vina Panduwinata, Harvey Malaiholo, Utha Likumahua, Chrisye, hingga penyanyi internasional seperti Suzanne Ciani dari Amerika Serikat.
Addie telah meraih 3 Golden Trophy BASF Awards sebagai penata musik terbaik, 2 Golden Record untuk album Vina Panduwinata dan 2 Silver Record untuk Album Chrisye. Addie juga pernah membuat 3 orkestrasi dalam album Dream Sweet karya Suzanne Ciani, yang dinominasikan dalam Grammy Awards ke-38 sebagai The Best New Age Album.
Pengalamannya dalam dunia musik antara lain sebagai penata musik dan konduktor pada " Festival International De La Cancion" , Chile, pada tahun 1993 serta music director untuk BASF Awards selama 7 tahun berturut-turut. Pada tahun 2005 Addie dipercaya untuk memimpin Manila Philharmonic dalam acara Miss Asean. Stelah 15 tahun meninggalkan jalur musik industri dan berkonsentrasi di jalur simfoni, Addie kembali lagi sebagai konduktor musik pengiring konser tunggal Vina Panduwinata, Viva Vina pada tahun 2006.
Pada tahun 1991, bersama Oddie Agam dan pengusaha Indra Usmansjah Bakrie, mendirikan Twilite Orchestra, sebuah pops orchestra, yakni orkestra simfoni yang tidak hanya memainkan musik klasik saja, namun juga musik film, drama musikal, musik pop dan tradisional yang diaransemen secara simfonik. Dalam lingkup internasional, Twilite Orchestra telah terdaftar sebagai anggota American Symphony Orchestra League sejak tahun 1995.
Pada tahun 1998, Addie bersama Youk Tanzil membuat album rekam Simfoni Negeriku, dimana untuk pertama kalinya lagu-lagu nasional Indonesia diaransemen secara simfonik dan direkam dalam CD dan kaset. Masih dimainkan oleh Twilite Orchestra, tahun 2001, Addie membuat "La Forza Del Destino", sebuah album rekaman simfonik pertama di Indonesia yang menampilkan karya-karya musik klasik barat.
Addie juga menjadi penata musik sejumlah film dan pertunjukkan antara lain Biola Tak Berdawai, Dealova, Cinta Pertama dan musik untuk drama opera Anoman. Pada tahun 200, Addie juga diberi kepercayaan oleh Panglima TNI untuk menciptakan lagu Mars dan Hymne TNI.
Sejak tahun 1998, Addie bersama Twilite Orchestra melaksanakan misi edukasi melalui konser di berbagai sekolah maupun universitas. Bersama 'Sampoerna Untuk Indonesia', TO membuat konser tahun untuk mahasiswa di Istora Senayan dengan nama 'Musicademia' yang telah dimulai sejak tahun 2000. Masih dengan misi yang sama, Addie mendirikan Twilite Youth Orchestrapada tahun 2004, yakni sebuah orkes remaja yang tampil di sekolah-sekolah maupun konser umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar